Rabu, 14 Desember 2011

Untuk Kawan Sondang Hutagalung "PEMBAKAR ISTANA"

Hari ini lahir sebuah kepastian langkah
Kau telah menentukan hari dihidupmu menjadi hari hari kita semua
Abu Jasadmu menafasi perlawanan terhadap penindasan manusia atas manusia
Penindasan rezim atas Bangsanya
Hatimu telah menyenandungkan Harapan dan menelanjangi jiwa angkara berkedok mahkota
Hakikatnya jauh lebih menjijikkan karena membangun luka lama nan seharusnya sirna

Kawan Sondang
Dalam jiwa pejuangmu kamu adalah kamu
Salah satu pengemban percikan darah Soekarno
dan hanya pengecut serta penindaslah yang menyebut kamu mati
Sesungguhnya menelanjangi dunia
Sesungguhnya kau berhasil membakar istana

Kawan Sondang
Tuhan telah menantimu
dan kami mengkafanimu dengan doa

By P Dimas Nugroho

Rabu, 07 Desember 2011

Turis Asal Indonesia Dikacangiin di Korea


Inti dari video di atas adalah
ada 2 orang tourist yg ( pura pura ) mennyakan arah ke coex mall. yang satu orang bule,.. yang satu lagi orang indonesia, namanya Gunawan
dan ternyata orang korea sanga ramah kepada orang bule dan oran indonesia dikacangin kasian tuu si gunawan.

guys, gue barusan chatting sama temen gue yg hampir setahun di korea. dia bilang gini nih...

Yuli Nugraha (Dec 05 6:58 PM):‎ bntar w liat dlu
melati_she (Dec 05 6:59 PM):‎ jiaaah gw kira udah diliat
Yuli Nugraha (Dec 05 7:01 PM):‎ bntr mel..buffer lama
melati_she (Dec 05 7:07 PM):‎ yiaah
Yuli Nugraha (Dec 05 7:07 PM):‎ blm sape abis

Yuli Nugraha (Dec 05 7:10 PM):‎ mang knpa mel?
melati_she (Dec 05 7:11 PM):‎ gue mau tau pendapat lo aja

melati_she (Dec 05 7:11 PM):‎ bener ato gak org korea kaya gitu
Yuli Nugraha (Dec 05 7:12 PM):‎ bntar...blm slsee buffering

Yuli Nugraha (Dec 05 7:12 PM):‎ mang knp videonya?

Yuli Nugraha (Dec 05 7:14 PM):‎ iyah

Yuli Nugraha (Dec 05 7:14 PM):‎ bner bgt

Yuli Nugraha (Dec 05 7:14 PM):‎ korea emang anjing
melati_she (Dec 05 7:20 PM):‎ masa sih?

melati_she (Dec 05 7:20 PM):‎ berarti bener kaya gitu ya?

melati_she (Dec 05 7:20 PM):‎ org indonesia dicuekin disana?
Yuli Nugraha (Dec 05 7:20 PM):‎ yup

Yuli Nugraha (Dec 05 7:20 PM):‎ beda sma jepang

Yuli Nugraha (Dec 05 7:20 PM):‎ beda bgt
melati_she (Dec 05 7:21 PM):‎ kira2 kenapa tuh org korea kaya bgitu sm org indonesia?
Yuli Nugraha (Dec 05 7:21 PM):‎ g sma orang indo...pokoknya dia mrasa paling jago seasia..

Yuli Nugraha (Dec 05 7:22 PM):‎ sama philipine, myanmar..or yg kulitnya g putih deh
melati_she (Dec 05 7:22 PM):‎ oo gitu...

melati_she (Dec 05 7:23 PM):‎ emg kl jepang gmn?
Yuli Nugraha (Dec 05 7:26 PM):‎ klo ada turis poloisi nanya maw kmna?..klo orang lain ditanya mw kmna?klo udah mlm dianterin pake mobil
melati_she (Dec 05 7:27 PM):‎ maksudnya gmn yul?
Yuli Nugraha (Dec 05 7:28 PM):‎ klo kita dijepang..trus udah malem..pasti ada yg nanya ..cos dikira kitanyasr..tmn gw balik kepelabuhan dianter orang pake mobil..bikin malu indonesia ajah
melati_she (Dec 05 7:29 PM):‎ beda banget yah berarti smkorea

melati_she (Dec 05 7:30 PM):‎ cckckckkcck parah deh

Saya udah pernah ke Seoul. Buta arah, jalan dst, karena saya adalah single traveller. Wajar kalau saya selalu nanya ke orang2 lewat. Dan mereka ramah2 aja menjawab. malah ada yang deketin saya karena tau saya bingung setengah mati. Dia nanya mau ke mana. Malah ada yang minta ngikutin dia, karena ke arah yang sama. Saya percaya aja. Dan emang bener...Kesimpulan saya waktu itu: orang korea ramah2...Jadi tidak semua mengalami yang terjadi ama saudara Gunawan...

Sumber : http://forum.vivanews.com/internasional/245524-tourist-asal-indonesia-dikacangiin-di-korea.html

Payudara turis Taiwan terbuka, bajunya dipeloroti monyet di Bali


Mahasiswi Taiwan mendadak menjadi model dan terkenal setelah berlibur di Bali. Ia digerayangi oleh beberapa monyet, bajunya ditarik-tarik sampai payudaranya terbuka. Peristiwa itu kebetulan ada yang mengadikannya dengan kamera, lalu fotonya beredar ke seluruh dunia.

Charmian Chen,mahasiswi yang dimaksud, baju atasnya di tarik oleh monyet saat Chen menikmati monkey forest di daerah Ubud. Mungkin monyet tersebut merasa Chen terlalu banyak mengenakan pakaian. Tentu hal ini mengejutkan dan membuat malu Chen. Wajahnya merah merona saat itu.

Rupanya kejadian ini dipicu oleh jagung yang jatuh ke arah Chen. Gambar kejadian telah menjadi berita utama di stasiun televisi Taiwan. Telah pula menyebar ke seluruh dunia, muncul di situs blog dan forum di AS dan Inggris.

Saat Chen kembali ke Taiwan,banyak sekali yang minta Chen untuk menambah teman di Facebook.

Chen sepertinya senang atas kejadian ini.Ia pun sempat diberi julukan gadis monyet.

Sumber : http://www.berita2.com/daerah/bali/11132-payudara-turis-taiwan-terbuka-bajunya-dipeloroti-monyet-di-bali.html

Minggu, 04 Desember 2011

Hati-Hati Cari Jodoh Lewat Situs Internet



 inkingrey.comLiputan6.com, Hubei: Berkencan lewat dunia maya memang tengah diminati para eksekutif muda. Namun, tak jarang pelakunya mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakkan. Li Zing salah satunya. Pria asal Cina ini mengamuk tatkala gadis yang ditemuinya lewat sebuah situs kencan ternyata tidak sesuai harapan.

Seperti dilansir Digital Spy, baru-baru ini, Zing sengaja mendaftar ke situs kencan yang namanya dirahasiakan ini untuk mencari calon istri. Zing benar-benar kecewa setelah bertemu langsung dan menerima fakta bahwa sang gadis tidaklah secantik foto yang dipajang di situs kencan tersebut. Zing pun langsung mendaftarkan tuntutan ke pengadilan setempat. Zing ingin agar seluruh uang yang ia telah keluarkan untuk membayar biaya pendaftaran di situs kencan itu dikembalikan.

"Kami mengirimkan seseorang yang kami pikir sesuai dengannya. Lagi pula dia bukanlah seorang bintang film dan kami masih berusaha untuk mencarikannya seorang calon istri," ujar juru bicara situs kencan tersebut. (Vin)


Sumber :  http://gayahidup.liputan6.com/read/364196/hatihati-cari-jodoh-lewat-situs-internet

Note  : yg register nya pake duit aja dibikin kecewa, apalagi register gratis macam Fb... yg pasti sih bukan kecewa tapi bencana.... hehehe, niatnya  cari istri, hasilnya malah jeruk makan jeruk...

Selasa, 29 November 2011

Sapi Perah di Segitiga Emas Masih Berdetak

Seperti cerita di negeri dongeng. Sampai detik ini, masih ada produsen susu sapi yang bertahan meneruskan usaha nenek moyangnya di tengah jantung kota ibukota, dikelilingi gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hotel. Lebih dari lima puluh sapi perah berbagai usia masih hidup dan masih produktif dimiliki Mirdan. Dua ratus liter susu sapi disuplai dari tempat ini setiap harinya. Menurut Ridho, kakak kandung dari Mirdan yang juga mengelola peternakan ini, mereka sudah merintisnya sejak tahun 1960. Peternakan ini merupakan usaha turun-temurun keluarganya.

Letaknya dekat sekali dengan kawasan Mega Kuningan, tepatnya di Jalan Perintis, Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan. Tidak persis di pinggir jalan perintis, tetapi ada semacam lorong kecil sepanjanglimapuluh meter yang memang hanya menuju peternakan ini. Di jalan perintisnya sendiri, kemacetan khas ibukota dijumpai setiap hari pada jam masuk dan keluar kantor.
Kedua keadaan tersebut sangat kontras sekali terasa. Di jalan raya, segala kemodernan kental sekali, mobil-mobil mewah berbondong-bondong menuju atau keluar perkantoran. Tetapi ketika berjalan sedikit ke dalam peternakan, hawa pedesaanlah yang menyeruak, alami sekali. Tampak jelas di sekeliling peternakan sapi perah ini gedung-gedung perkantoran yang menjulang tinggi menampakkan kekuasaannya. Sapi perah di kawasan ini sudah ada sejak dulu, sebelum gedung-gedung tinggi disekitarnya dibangun, bahkan sebelum dipikirkan akan dibangun.

Bekas Sentra Susu Jakarta
Memang kawasan ini dulunya adalah tempat produksi susu sapi terbesar diJakarta. Bahkan ada suatu gang yang dinamakan gang susu. Sepanjang gang susu ini dulunya dipenuhi sapi perah. Sekarang tidak ada satupun sapi yang terlihat di gang susu. Namun, plang nama Gang Susu masih tetap tegar berdiri menjadi saksi bisu kejayaan akan susu sapi di tempat ini dulu.
Ahmad Mirdan adalah salah satu dari sisa peternak itu. Usaha peternakan miliknya saat ini sudah dilakukan sejak dua generasi sebelumnya. Jadi, Mirdan adalah generasi ketiga. Ia dan keluarganya memiliki lebih darilimapuluh sapi berbagai usia, ada yang siap perah ada juga yang belum. Terlihat juga belasan kambing yang ikut diternakkan di tempat ini. Bisa dibilang, lahan peternakan seluas kurang lebih 200 meter persegi ini kurang layak lagi untuk ditempati sapi-sapi dan kambing-kambing itu karena harus berjejalan dengan jarak antarsapi yang sangat kecil.

Beternak sapi di bawah gedung-gedung tinggi. Dok: Iqbal


Setiap hari, Ridho memerah sapinya dua kali, yaitu pada pukul 6 pagi dan 4 sore. Produksi susu dari peternakan ini sekitar 200 liter per hari. “Saya jual ke loper-loper susu yang berani membeli dengan harga tujuh ribu per liter. Kalau tidak ada yang beli ya saya jual ke koperasi. Susu pasti laku dijual,” kata Mirdan. Ridho menambahkan, terkadang ada juga pembeli yang langsung datang ke tempatnya untuk membeli susu. Minimal pembelian adalah satu liter. Harga yang diberikan sama dengan harga untuk loper.
Setelah sapi diperah, biasanya para loper susu sudah menunggu hasil saringan susu itu untuk diedarkan ke berbagai pelosok ibukota. Kemasannya ada dua jenis, plastik dan botol. Botol-botol yang dipakai ini adalah hibah dari pemerintahan Soeharto dulu. Ukurannya ada yang setengah dan ada yang satu liter.
Dulu, para loper susu ini menyebarkan susu dengan menggunakan sepeda yang disemati kantong-kantong di sekujur tubuh sepeda. Namun, sekarang tidak perlu mengayuh sepeda sampai berpuluh kilometer lagi karena biasanya loper sudah dilengkapi dengan sepeda motor.

Pemindahan sentra susu Jakarta dari Kuningan ke Pondok Ranggon dilakukan sekitar tahun 70an. Saat itu, Jakarta mulai melakukan pengembangan kawasan Mega Kuningan. Sedikit demi sedikit peternak pindah ke Pondok Rangon atau memilih untuk menutup usaha sapi perahnya sama sekali.

Proses pengembangan kawasan Kuningan menggerus lahan-lahan kosong yang biasa ditumbuhi rumput. Dengan begitu, Mirdan dan Ridho merasa kesulitan mencari hijauan sebagai pakan sapi-sapi mereka. “Biasanya kami ngarit sampai ke Cilandak,” kata Ridho. Memang mendapatkan hijauan menjadi kendala bagi peternak di daerah perkotaan. Di Pondok Ranggon pun mencari hijauan sudah memperlihatkan kendala.
Bahan pakan selain hijauan relatif lebih mudah didapatkan. Ridho bercerita bahwa pakan yang diberikan terdiri dari ampas tahu, konsentrat, dan potongan-potongan singkong, selain hijauan yang diberikan dalam jumlah paling besar. Ada komposisi tertentu yang dipercaya efektif menghasilkan susu lebih banyak.

Kalau dilihat dari sudut pandang para loper susu sebagai distributor andalan, mereka diberi pilihan yang berat, membeli susu ke Pondok Rangon dengan harga relatif lebih murah, yaitu sekitar 4 ribuan tetapi biaya distribusinya lebih tinggi, atau membeli ke Mirdan, mahal tetapi dekat.

20 juta per meter
Menurut Mirdan, lahan peternakan miliknya sekarang berharga 20 juta/meter. “Sampai sekarang belum ada penawaran harga yang cocok buat saya jadi belum saya jual,” akunya. Mirdan tidak segan untuk menjual lahan peternakan mininya itu jika ada tawaran menarik. Pengembang kawasan Mega Kuningan masih mematok harga tertinggi 10 juta/meter. Harga tersebut masih ditolak oleh Mirdan.

Bagi Mirdan, bisnis usaha sapi perah masih cukup menguntungkan. Setelah dihitung-hitung, keuntungan bersih dari satu ekor sapi produktif adalah lebih dari 10 juta dalam satu tahun. Sedangkan Mirdan memiliki puluhan sapi yang masih produktif. Jadi, memang hasil dari beternak sapi di kawasan ini sama menggiurkannya dengan menjual lahan peternakannya kepada pihak pengembang.

Kalau lahan Mirdan ini sudah dijual, habis sudah bekas-bekas kejayaan kuningan sebagai produsen susu. Sapi berubah menjadi gedung. Lebih gagah memang, tetapi juga lebih sombong.

Sumber : http://sagoeleuser5.wordpress.com/2011/08/25/sapi-perah-di-segitiga-emas-masih-berdetak-2/

Sambutan Prabowo Subianto pada Rakernas Tidar I

Ketua Dewan Pembina Tunas Indonesia Raya, Prabowo Subianto, membawakan pengarahan penuh pesan dan inspirasi di Rakernas TIDAR I.



http://www.tidar.or.id
http://facebook.com/TidarIndonesia



Success Story Gerakan #RevolusiPutih Dr. Kurien di India


Tahukah anda?

Saat ini, India adalah produsen susu terbesar di dunia. 15% kebutuhan susu dunia dipenuhi oleh susu dari India. Salah satu produsen susu terbesar di India adalah AMUL, koperasi yang didirikan Dr Kurie, tokoh nasional India yang mencanangkan gerakan #RevolusiPutih atau White Revolution di India. 70% dari produksi AMUL dihasilkan dari usaha mikro, dari keluarga yang hanya memiliki satu atau dua sapi perah, dan dikelola oleh istri petani.

Pada cuplikan film dokumenter "Hungry is the Tiger" kali ini, dipaparkan kisah White Revolution Dr Kurien, yang sukses membuat lebih banyak anak-anak India mengkonsumsi susu.

Gerakan #RevolusiPutih Partai Gerindra mengajak masyarakat Indonesia yang mampu untuk menyisihkan sebagian rejeki untuk membeli susu cair kemasan kecil secara rutin, dan memberikannya kepada anak-anak kecil yang kurang mampu di komunitas masing-masing.

Potret kebahagiaan mereka, unggah di media sosial (Twitter dan/atau Facebook) dengan tag #RevolusiPutih. Ajak teman-teman anda untuk bergabung dengan Gerakan #RevolusiPutih, untuk masa depan Indonesia yang lebih baik lagi!

 

 Sumber :  http://www.youtube.com/user/GerindraTV#p/u
                http://www.youtube.com/watch?v=zhEIK0ITyEY&feature=related