Api Diri (Sondang Hutagalung)
Kawan, akhirnya kau menyediakan dirimu menjadi kayu yang menyala api agar rakyat sebagai besi-besi perlawanan segera tertempa menjadi rencong, keris, belati, pedang dan segala rupa ketajaman untuk bangkit bersatu, melawan
Kawan, akhirnya dengan api diri kau memberi tanda di mana segala ketajaman harus diarahkan, istana. Ya, istana. Bukan di mana-mana. Tapi, di sini, tempat dirimu berdiri, menjadi api, sebagai tanda segala ketajaman harus diarahkan.
Kawan, akhirnya dengan api diri kau memberi kabar terang sekali bagaimana rakyat mesti berkorban untuk menghentikan penindasan. Sama seperti zaman penjajahan, yakni pengorbanan. Dan kau sudah memberi kabar yang terang agar tiada lagi yang dikorbankan sia-sia di kegelapan kekuasaan. Ya lewat mesiu, ya lewat uang, ya lewat jabatan, juga lewat kata-kata serta citra.
Kawan, kami telah menghormati perjalananmu dengan gelar sarjana kehormatan dan gelar pahlawan mahasiswa sambil terus mengasah mata rencong, keris, belati, pedang keberanian untuk datang ke istana, entah kapan.
Kutaradja, 13 Desember 2011
Risman A Rachman adalah sosok yang oleh rekan-rekannya disebut "seniman sunyi" dari kota para petarung, Aceh. Rajin menulis tulisan sastra lepas, yang ia simpan di "dinding langit" untuk menyebut media sosial. Juga sebagai penulis khususnya di media lokal. Puisi-puisi pendeknya tersimpan di blog katainstitute.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar