Kisah Gerindra dan Kepala Garuda
Memberi nama partai politik gampang-gampang susah. Karena nama partai berkaitan dengan persepsi yang akan diingat oleh masyarakat selaku konstituen. Sebelum nama Gerindra muncul, para pendiri partai ini seperti Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, Fadli Zon dan Muchdi Pr juga harus memikirkan nama yang tepat. Ketika itu di Bangkok, Thailand, mereka berkumpul untuk acara Sea Games Desember 2007, demi mendukung tim indonesia, terutama polo dan pencak silat yang berhasil lolos untuk dipertandingkan di sana.
Kebetulan Prabowo adalah ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat
Seluruh Indonesia). Namun ajang kumpul-kumpul tersebut kemudian dimanfaatkan
untuk membahas nama dan lambang partai. Nama partai harus memperlihatkan
karakter dan ideologi yang nasio-nalis dan kerakyatan sebagaimana manifesto
Gerindra. tersebutlah nama “Partai Indonesia Raya”. Nama yang sebenarnya tepat,
namun sayang pernah digunakan di masa lalu, yakni PIR (Partai Indonesia Raya)
dan Parindra. “Kalau begitu pakai kata GERAKAN, jadi Gerakan
Indonesia Raya,” ucap Hashim penuh semangat. Peserta rapat pun kemudian
menyetujuinya. Selain gampang diucapkan, juga mudah diingat: Gerindra, begitu
bila disingkat. Nah, setelah persoalan nama selesai, tinggal soal lambang.
Lambang apa yang layak digunakan?
Muncul ide untuk menggunakan burung garuda. Namun, ini
lambang yang sudah banyak digunakan partai lain. apalagi simbol Pancasila yang
tergantung di dada garuda, mulai dari bintang, padi kapas, rantai, sampai
kepala banteng dan pohon beringin, sudah digunakan oleh partai yang ada
sekarang. Untuk menemukan lambang yang tepat, Fadli Zon mengadakan survei
kecil-kecilan.
Hasilnya, sebagian masyarakat justru menyukai bila Gerindra
menggunakan lambang harimau. Harimau adalah binatang yang sangat perkasa dan
menggetarkan lawan bila mengaum. Namun, Prabowo memiliki ide lain, yakni kepala
burung garuda, ya hanya kepalanya saja. Gagasan itu disampaikan oleh Prabowo
sendiri, yang juga disetujui oleh pendiri partai yang lain.
Maka jadilah Partai Gerindra yang kita kenal sekarang.
Perpaduan antara nama dan lambang yang tepat, sebab keduanya menggambarkan
semangat kemandirian, keberanian dan kemakmuran rakyat. Kepala burung garuda
yang menghadap ke kanan, melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak. Sisik
di leher berjumlah 17, jengger dan jambul 8 buah, bulu telinga 4 buah, dan
bingkai gambar segi lima yang seluruhnya mengandung arti hari kemerdekaan,
17-8-1945. Dalam perjalanannya kemudian, terbukti, Gerindra mendapatkan tempat
di hati masyarakat, meski berusia muda. Ketika iklan kampanye gencar dilakukan,
burung garuda dan suaranya ikut memberi latar belakang sehingga para penonton
merasa tergugah dengan iklan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar